Selasa, 14 Juni 2016

Resume Buku Strategi Belajar dan Pembelajaran

Nama : Andhika Aditya Putra

          Npm   : 201414500733

          Kelas  : R4E



BAB 1 KONSEP STRATEGI BELAJAR & PEMBELAJARAN


A. Pengertian
   Strategi yaitu seorang guru harus bisa membuat proses belajar mengajar menjadi kondusif, agar pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan baik. Strategi pembelajaran yaitu dimana guru dan murid harus bisa berkesinambungan dalam suatu pembelajaran agar dicapai dengan baik. Beberapa jenis strategi pembelajaran diantaranya;
  • Strategi Pengorganisasian Pembelajaran, yaitu membuat urutan-urutan pembelajaran yang ingin dilaksanakan, dan mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari dan dibuat rangkumannya.
  • Strategi Penyampaian Pembelajaran, yaitu menyampaikan rangkuman yang sudah dibuat ke peserta didik agar mereka dapat mengetahui informasi lainnya dengan oelajaran yang bersangkutan.
  • Strategi Pengelolaan pembelajaran, yaitu mengelola perkembangan pembelajaran peserta didik, dengan membuat motivasi atau membuat catatan kemajuan belajar peserta didik.
B. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran
  • Metode, yaitu strategi yang dibuat secara matang agar proses pembelajaran menjadi kondusif.
  • Pendekatan, yaitu dimana guru dengan peserta didik saling bertukar informasi.
  • Teknik, yaitu cara yang dilakukan guru untuk pembelajaran yang dijelaskan dapat diterima baik oleh peserta didiknya.
  • Taktik, yaitu melakukan suatu peraga atau ilustrasi agar mudah dicerna pelajarannya tersebut.
C. Klasifikasi Strategi Belajar dan Pembelajaran
  1. Konsep dasar strategi belajar mengajar.
  2. Sasaran kegiatan belajar.
  3. Belajar mengajar.
  4. Hakikat PBM.
  5. Entering behavior siswa.
  6. Pola-pola belajar siswa.
  7. Memilih sistem belajar mengajar.
  8. Pengorganisasian kelompok belajar.
D. Implementasi Belajar dan Pembelajaran
  • Menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran.
  • Membuat kelompok belajar atau kelompok diskusi.
  • Memotivasi peserta didik agar semangat belajarnya.
  • Mengarahkan peserta didik ke pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya.
  • Mengadakan penelitian tentang sesuatu benda agar mereka dapet mengatahui apa yang terdapat pada benda tersebut.
E. Jenis-Jenis Strategi Belajar dan Pembelajaran
  1. Strategi Pembelajaran Ekspositori, metode yang digunakan hanya tanya jawab antara guru dengan peserta didik.
  2. Strategi Pembelajaran Inkuiri, metode yang digunakan ialah peserta didik mencari informasi sendiri dan guru hanya membimbingnya dalam menemukan informasinya tersebut.
  3. Strategi Pembelajaran Kontekstual, metode yang digunakan guru menerangkan materi lalu dalam materi tersebut guru memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari" agar materi tersebut dapat dicerna baik oleh peserta didik.
F. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran 
  • Tujuan Pembelajaran, guru berharap agar peserta didiknya dapat memiliki kemampuan dari apa yang dia terangkan materi tersebut dan dapat dikelola kembali.
  • Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa, guru harus bisa menalaah proses belajar peserta didiknya agar pembelajaran yang dia terangkan dapet dicerna dengan baik.
  • Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan, pelajaran yang dipelajari harus seimbang antara pendidikan akademik dan pendidikan umum.
  • Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang, waktu pembelajaran dibuat sedemikian rupa agar peserta didik tidak jenuh dan diberikan cara pembelajaran dengan bentuk lain.
  • Jumlah Siswa, ditentukan maksimal untuk kapasitas peserta didik agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
  • Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar, pengalaman mengajar yang kompeten di beberapa sekolah membuat guru tersebut dapat berguna mengajarkan dengan baik dan peserta didik pun akan menangkap pelajarannya tersebut.

          BAB 2 HAKIKAT, CIRI & KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR 


A. Hakikat Belajar Mengajar
     Pembelajaran adalah proses antara guru dengan peserta didik dengan mengandalkan potensi yang peserta didik miliki agar mereka dapat berkembang. Perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah melakukan proses kegiatan belajar mengajar.

B. Ciri-Ciri Belajar Mengajar
  1. Membentuk peserta didik dalam proses perkembangan tertentu.
  2. Mencapai tujuan yang diharapkan.
  3. Kegiatan belajar mengajar yang menerangkan materi ke tujuan khususnya pelajaran tersebut.
  4. Aktivitas peserta didik selama proses belajar.
  5. Guru menjadi pembimbing peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
  6. Sikap disiplin dalam kegiatan belajar ditekankan agar pelajaran tersebut dapat dicerna.
  7. Memberikan batas waktu.
  8. Mengevaluasi pelajaran.
C. Komponen-Komponen Belajar Mengajar
  • Tujuan
  • Bahan Pelajaran
  • Kegiatan Belajar Mengajar
  • Metode
  • Alat 
  • Sumber Pelajaran
  • Evaluasi

          BAB 3 KONSEP BELAJAR


A. Pengertian Belajar
     Belajar adalah perubahan perilaku seseorang yang dilakukan dari kehidupan sendiri maupun dari kehidupan bermasyarakat.

B. Ciri-Ciri Belajar
  1. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja.
  2. Belajar interaksi dengan sesama individu maupun dengan lingkungan sekitar.
  3. Hasil belajar ditandai dengan perubahan perilaku seseorang.
C. Jenis-Jenis Belajar
  • Belajar arti kata-kata, yaitu memahami bacaan dari beberapa materi yang dipelajari.
  • Belajar kognitif, yaitu belajar menggunakan objek-objek yang nyata maupun yang tidaknyata atau seperti ide pikiran.
  • Belajar menghafal, yaitu mengingatkan sesuatu di dalam pikiran dan nanti akan diingat kembali sama seperti aslinya.
  • Belajar teoritis, yaitu belajar menggunakan konsep-konsep dari hasil yang didapat dan digabungkan dengan fakta yang ada.
  • Belajar konsep atau pengertian, yaitu belajar memahami sebuah bentuk objek.
  • Belajar berpikir, yaitu belajar yang menggunakan pikiran dengan memikirkan sesuatu apa yang dihadapinya.
  • Belajar ketrampilan motorik, yaitu belajar dengan menggunakan gerak-gerak anggota badan.
  • Belajar estetik, yaitu belajar dengan mengahayati keindahan suatu objek.
D. Aktivitas-Aktivitas Belajar
  1. Mendengarkan.
  2. Memandang.
  3. Meraba, membau, dan mengecap.
  4. Menulis.
  5. Membaca.
  6. Membuat ringkasan.
  7. Mengamati bagan-bagan atau tabel-tabel.
  8. Menyusun kertas kerja.
  9. Mengingat.
  10. Berpikir.
  11. Latihan atau praktik.

          BAB 4 TEORI-TEORI BELAJAR


A. Teori Deskriptif dan Preskriptif
     Teori Deskriptif yaitu memberikan hasil dari apa yang dipelajari. Sedangkan Teori Preskriptif yaitu mencapai tujuan dari apa yang dipelajari.

B. Teori Behavioristik
     Cara belajar yang didasari dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar, bila respon ditambah maka responnya akan semakin kuat dan bila respon dikurangi maka responnya semakin kuat juga.

C. Teori Belajar Kognitivistik
     Belajar yang memahami bagaimana proses belajar tersebut daripada hasil belajarnya. Bagaimana peserta didik dapat aktif dalam teori belajar ini karna mereka langsung mecari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, dan mempraktikkan sesuatu sampai tujuan tersebut dicapai.

D. Teori Belajar Konstruktivistik
     Peserta didik berperan aktif dalam mencari informasi, aktif berpikir, membuat konsep, dan memberi pengertian dari hal yang ditemuinya. Guru hanya membimbing dan memonitor peserta didiknya agar bisa sampai yang ditujukan.

E. Teori Belajar Humanistik
     Belajar yang mengarah ke filsafat dimana teori ini ingin membentuk manusia yang dicita-citakan dan cara belajarnya yang ideal.

F. Teori Belajar Sibernetik
     Peserta didik diharapkan selalu bisa mengolah informasi yang didapat meskipun sama dengan yang lain tetapi dengan cara yang beda mendapatkan informasi tersebut.

G. Teori Belajar Revolusi-Sosio-Kultural
     Mengkaji ulang cara belajar yang sudah luntur dari modal sosial masyarakat disini peran aktifnya ialah masyarakat sendiri yang harus memulai kembali mengolah pendidikan kearah yang lebih baik.

H. Teori Belajar Kecerdasan Ganda
  1. Kecerdasan Bahasa.
  2. Kecerdasan Logika.
  3. Kecerdasan Visual.
  4. Kecerdasan Musikal.
  5. Kecerdasan kinestetik.
  6. Kecerdasan Intrapersonal.
  7. Kecerdasan Interpersonal.
  8. Kecerdasan Naturalis.
  9. Kecerdasan Spiritual.
  10. Kecerdasan Eksistensial.

         BAB 5 KONSEP PEMBELAJARAN


A. Pengertian Pembelajaran
     Upaya seorang guru agar bisa terjadi kegiatan belajar pada diri peserta didiknya.

B. Ciri-Ciri Pembelajaran
  • Pembelajaran yang direncanakan dahulu agar berajalan dengan baik.
  • Setiap poin-poin materi pembelajaran saling berhubungan dengan yang lainnya.
  • Memiliki tujuan yang dikhususkan untuk peserta didik ialah agar mereka bisa belajar secara efisien dan efektif.
C. Tujuan Pembelajaran
  1. Tujuan Pendidikan Nasional.
  2. Tujuan Institusional.
  3. Tujuan Kurikuler.
  4. Tujuan Instruksional Umum.
  5. Tujuan Instruksional Khusus.

       BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR


A. Proses Belajar
     Proses Belajar adalah kegiatan yang terjadi pada peserta didik saat berada di rumah maupun di sekolah. Beberapa tahap belajar yaitu:
  1. Tahap Motivasi, dengan cara memotivasi peserta didik mereka akan giat belajarnya.
  2. Tahap Konsentrasi, memusatkan pikiran dengan berpikir terus ingin belajar agar tercapai tujuan yang diinginkan.
  3. Tahap Mengolah, mengolah informasi yang didapat dari hasil belajarnya dengan daya tangkap masing-masing peserta didik.
  4. Tahap Menyimpan, dari hasil olahan informasi sebelumnya lalu disimpan untuk jangka panjang dan dikembangkan kembali informasi tersebut.
  5. Tahap Menggali, menggali kembali informasi yang sudah disimpan kemudian dikaitkan dengan informasi yang baru dan kemudian menuju prestasi yang ingin didapat.
  6. Tahap Prestasi, dari hasil belajarnya itulah tahap mendapatkan prestasi didapatkan.
  7. Tahap Umpan Balik, peserta didik merasa puas akan hasil belajarnya yang telah diraih dan diperkembangkan kembali prestasinya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
  1. Kondisi Psikologis: kecerdasan, bakat, minat, motivasi, perhatian, kematangan, kesiapan, dan sikap.
  2. Kondisi Fisiologis: kondisi fisik dan kondisi panca indera.
  3. Instrumental Input: guru, kurikulum, sarana dan fasilitas, program.
  4. Environmental Input: lingkungan alam dan lingkungan sosial.

          BAB 7 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR


A. Pendahuluan
     Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

B. Prinsip-Prinsip Belajar dan Implikasinya
  1. Perhatian dan Motivasi, pemberian perhatian dan motivasi perlu dilakukan guru ke peserta didiknya karena nantinya peserta didik akan tergerak untuk lebih giat belajar dan mendalami informasi-informasi yang ada.
  2. Keaktifan, aktif dalam kegiatan belajar adalah peserta didik dan gurunya. Guru memberikan peluang kepada peserta didiknya agar mereka bisa berkreativitas dalam mengolah materi, memberi tugas individu maupun tugas kelompok.
  3. Keterlibatan Langsung/berpengalaman, peserta didik tidak hanya aktif mendengar, mengamati, dan mengikuti tetapi mereka terlibat langsung dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan, atau mendemonstrasikan sesuatu.
  4. Pengulangan, dengan berlatih mengulang-ulang materi yang dipelajari maka peserta didik akan berkembang dalam cara berpikirnya. Jangan tidak dilakukan pengulangan dalam belajar makan perkembangan pikir mereka akan menjadi lambat.
  5. Tantangan, dalam mengerjakan sesuatu pasti akan menginginkan yang ingin dicapai tetapi selalu ada hambatan dalam mengejar tujuan tersebut dari hal itu lah membuat peserta didik akan mempelajarinya terus sampai tujuan itu dicapai.
  6. Balikan dan Penguatan, peserta didik akan bersemangat belajar apabila mendapatkan hasil yang baik.
  7. Perbedaan Individual, dalam setiap peserta didik mereka memiliki perbedaan dalam menyerap pelajaran yang diterima dari gurunya, Sehingga, guru harus memberikan banyak cara dalam memberi pelajaran atau informasi agar perbedaan tersebut bisa diterima baik.
          Beberapa prinsip belajar dari ranah pembelajaran yaitu:
  • Prinsip belajar kognitif
  • Prinsip belajar afektif
  • Prinsip belajar psikomotorik

         BAB 8 GAYA BELAJAR


A. Pendahuluan
     Gaya belajar seseorang ialah bagaimana sebuah informasi dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.

B. Gaya Belajar
  1. Gaya Belajar Visual, gaya belajar yang berperan aktif ialah mata atau penglihatan. Dengan gaya belajar ini guru memberikan materi dari bentuk gambar, video, foto, dan yang sejenisnya.
  2. Gaya Belajar Auditori, gaya belajar yang berperan aktif ialah telinga atau alat pendengaran. dengan gaya belajar ini guru memberikan materi dari bentuk audio seperti, radio, musik, dan yang sejenisnya.
  3. Gaya Belajar Kinestetik, gaya belajar yang melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Dengan gaya belajar ini guru lebih aktif mengajak peserta didiknya untuk belajar langsung menggunakan objek seperti belajar sambil menari, belajar di lingkungan alam, belajar sambil mendengarkan musik, dan yang sejenisnya.
          Tujuh gaya belajar yang efektif diantaranya;
  • Bermain dengan kata.
  • Bermain dengan pertanyaan.
  • Bermain dengan gambar. 
  • Bermain dengan musik.
  • Bermain dengan bergerak.
  • Bermain dengan bersosialisasi.
  • Bermain dengan kesendirian.

          BAB 9 MOTIVASI BELAJAR

A. Pengertian
     Upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat agar dapat mencapai hasil yang dituju.

B. Teori-Teori Motivasi Belajar  

     Teori Motivasi Abraham Maslow diantaranya:
  • Traseden, berserah diri kepada Tuhan.
  • Aktualisasi diri, kebutuhan kognitif (mengetahui, memahami, dan menjelajahi); kebutuhan estetik (keserasian, keteraturan, dan keindahan); kebutuhan aktualisasi diri (mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
  • Kebutuhan penghargaan, (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan). 
  • Kebutuhan sosial, (berafialisasi dengan orang lain, diterima, dan memiliki).
  • Kebutuhan rasa aman,(merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya).
  • Kebutuhan fisiologis, (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).
C. Jenis-Jenis Motivasi
     Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu, Sedangkan, Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu. Motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri individu karena mereka tanpa disadari akan belajar memahami dirinya sendiri apa yang dia akan lakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan contohnya belajar dari kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar individu yang sering terjadi di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah. Dalam kegiatan belajar hadiah dan hukuman sering digunakan untuk menambah semangat belajarnya kembali, kalo hasilnya memuaskan maka akan dapat pujian dari orang tua atau pun guru sedangkan jika hasilnya tidak memuaskan maka akan dapat peringatan atau hukuman dari orang tua atu pun guru.

D. Ciri Motivasi dalam Pembelajaran 
  1. Tertarik kepada guru.
  2. Tertarik kepada mata pelajaran yang disuka.
  3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya kepada guru.
  4. Ingin bergabung dalam kelompok kelas,
  5. Ingin diakui identitasnya oleh orang lain.
  6. Tindakan dan moral selalu terkontrol.
  7. Mengingat dan mempelajari kembali pelajaran yang sudah diberikan.
  8. Selalu terkontrol oleh lingkungan.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
  • Ciri-ciri pembelajaran.
  • Kemampuan pembelajaran.
  • Kondisi pembelajaran.
  • Kondisi lingkungan pembelajaran.
  • Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran.
  • Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran.
F. Fungsi Motivasi dalam Belajar
  1. Mendorong manusia untuk berbuat.
  2. Menentukan arah perbuatannya.
  3. Menyeleksi perbuatan.
G. Cara-Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
  1. Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
  • Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya.
  • Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
     2.  Hal-Hal yang Dilakukan oleh Orang Tua
  • Mengontrol perkembangan belajar anak, orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
  • Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya.
     3.  Hal-Hal yang Dikerjakan oleh Orang Tua dan Guru Secara Bersama
  • Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari faktor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
  • Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang biasa diatasi oleh orang tua.
       

          BAB 10 MASALAH-MASALAH BELAJAR


A. Pendahuluan
     Proses pembelajaran akan berhasil jika peserta didik dan guru saling berkesinambungan. Seorang guru akan berupaya membuat dan merancang suatu pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah dalam belajar tersebut akan selalu ada. Dengan memahami masalah-masalah tersebut guru pun akan mencari solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan pembelajaran.

B. Masalah-Masalah Internal Belajar 
  1. Sikap Terhadap Belajar, dalam memulai pembelajaran sikap yang terlebih dahulu dilihat peserta didik tersebut ialah dia dapat menerima dengan baik atau tidak terhadap pelajaran tersebut, jika dia bisa menerima dengan baik maka pembelajaran itu berhasil dilakukan. Jika tidak bisa diterima dengan baik makan pembelajaran tersebut gagal. Oleh karena itu, guru harus bisa mencermati sungguh-sungguh peserta didiknya tersebut agar mereka bisa mencapai pelajarannya dengan baik.
  2. Motivasi Belajar, peserta didik yang memiliki motivasi belajar akan terlihat dari kesungguhan untuk terlibat dalam proses belajar seperti aktif bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, dan lain sebagainya. Jika peserta didik kurang memiliki motivasi belajar maka dia akan kurang mampu belajar lebih lama dan kurang sungguh-sungguh dalam belajar. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah belajar hal ini akan memberikan dampak bagi keberhasilan hasil belajar yang diharapkan
  3. Konsentrasi Belajar, konsentrasi ialah memusatkan perhatian ke yang dituju (membaca buku). Guru perlu menggunakan macam-macam strategi belajar mengajar dan memperhitungkan waktu belajar agar peserta didik dapat memusatkan perhatian ke pelajaran tersebut tanpa ada gangguan.
  4. Mengolah Bahan Belajar, kemampuan peserta didik dalam mengolah belajar dalam menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Kemampuan tersebut dapat berkembang dengan baik jika peserta didik tersebut aktif terus dalam belajar.
  5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar, kemampuan menyimpan hasil belajar akan menjadi renungan bagi peserta didik karena dari hasilnya itulah peserta didik diminta untuk selalu meningkatkan terus belajarnya agar hasilnya bisa memuaskan.
  6. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan, pelajaran yang sudah dilewati maupun yang sudah dipelajari harusnya dipelajari kembali agar peserta didik dapat ingat terus pelajaran sebelumnya dan ditambahkan kembali dengan pelajaran yang baru dia dapat. Dengan begitu peserta didik akan bersemangat kembali untuk belajar.
  7. Kemampuan Berprestasi dan Unjuk Hasil Belajar, dari belajar yang sungguh-sungguh dan rutin melakukannya maka prestasi akan di dapat jika peserta didik mau melakukannya. Peserta didik akan merasa senang dan bahagia jika dia bisa berprestasi dan mengunjukin hasil belajarnya yang dia lakukan setiap hari.
  8. Rasa Percaya Diri Siswa, rasa percaya diri itu harus ada di dalam peserta didik namun jika rasa percaya diri itu tidak ada maka akan berpengaruh terhadap proses pembelajarannya. Guru sebaiknya membangun rasa percaya diri peserta didik agar mereka bisa berkesinambungan terhadap pelajaran tersebut.
  9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar, faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang antara lain pembawaan, kematangan, pembentukan, minat, dan kebebasan. Untuk menentukan intelegensi seorang anak , tidak hanya dapat berpedoman pada salah satu faktor tersebut. Intelegensi merupakan faktor total seluruh pribadi seseorang yang menentukan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Menentukan intelegensi dapat dilakukan menggunakan Tes IQ
  10. Kebiasaan Belajar, kebiasaan belajar yang buruk sudah terjadi di hampir setiap sekolah. Penyebabnya ialah ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Dari hal ini guru lebih berperan aktif untuk menghindarkan peserta didiknya agar tidak melakukan hal tersebut kembali.
  11. Cita-Cita Siswa, setiap peserta didik pasti memiliki cita-cita yang diinginkan. Jika guru dapat membangun pembelajaran tersebut melalui cita-cita maka mereka akan lebih semangat belajar agar bisa tercapai cita-citanya.

C. Masalah-Masalah Eksternal Belajar
  • Guru sebagai pembina siswa belajar.
  • Prasarana dan sarana pembelajaran.
  • Kebijakan penilaian.
  • Lingkungan sosial siswa di sekolah.
  • Kurikulum sekolah.

D. Cara Menentukan Masalah-Masalah Belajar
  1. Pengamatan Perilaku Belajar
  • Menyusun rencana pengamatan.
  • Memilih siapa yang akan diamati.
  • Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan.
  • Menentukan hal-hal apa yang akan diamati.
  • Mencatat hal-hal yang diamati.
  • Menafsirkan hasil pengamatan.
     2. Analisis Hasil Belajar, bagi guru hasil belajar peserta didik tersebut dapat berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar dan mengevaluasi. Bagi peserta didik hasil belajar tersebut dapat berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut. Dengan analisis tersebut, guru dapat mengambil kesimpulan tentang hasil belajar kelas dan individu.

    3. Tes Hasil Belajar, tes hasil belajar dapat digunakan untuk menilai kemajuan belajar dan mencari-cari masalah dalam belajar. oleh karena itu, pada tempatnya guru profesional memiliki kemampuan melakukan penelititan secara sederhana.

Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut;
  • Identifikasi.
  • Diagnosis.
  • Prognosis.
  • Terapi atau bantuan khusus.
  • Tindak lanjut atau follow up.

BAB 11 BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR.


A. Pendekatan Individual
     Dengan cara pendekatan secara individual guru dapat mengetahui peserta didiknya yang aktif  dalam belajar maupun yang pasif dalam belajar. Lebih diutamakan pendekatan ke peserta didiknya yang pasif agar mereka bisa mengikuti proses belajar dan bisa memberikan alasan mengapa dia pasif dalam pembelajaran.

B. Pendekatan Kelompok
     Dengan cara ini peserta didik lebih dibiasakan untuk hidup bersama, bekerjasama dalam kelompok sehingga menyadari bahwa dirinya mempunyai kekurangan dan kelebihan. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal sehingga peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan mandiri.

C. Pendekatan Bervariasi
     Kasus yang biasanya muncul dalam pembelajaran dengan berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap peserta didik yang bervariasi maka membutuhkan pendekatan yang bervariasi pula.

D. Pendekatan Edukatif
     Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma agama.
     Pendekatan edukatif terdiri dari;
  1. Pendekatan pengalaman.
  2. Pendekatan pembiasaan.
  3. Pendekatan emosional.
  4. Pendekatan rasional.
  5. Pendekatan fungsional.
E. Pendekatan Keagamaan 
     Khususnya untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Dengan ini agar nilai budaya ilmu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hayat siswa dikandung badan.

F. Pendekatan Kebermaknaan 
  1.  Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui tata bahasa dan kosa kata.
  2. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi.
  3. Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda.
  4. Belajar bahasa asing.
  5. Motivasi belajar siswa.
  6. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran.
  7. Dalam proses belajar mengajar, siswa merupakan subjek utama dan guru sebagai fasililator.

          BAB 12 METODE PEMBELAJARAN 

          Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Macam-macam metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, yaitu:
  1. Metode Kerja Kelompok
          Cara menyajikan pelajaran yang dikelola lebih dari 1 peserta didik dan dilakukan bersama. Peserta didik lebih aktif mencari informasi tugasnya tersebut biasanya mereka membagi tugasnya dan nanti hasil pencariannya itu dijadikan satu dalam sebuah makalah maupun dalam sebuah presentasi.

    2.  Metode Kerja Lapangan

         Cara belajar yang mengharuskan peserta didik terjun langsung ke lokasi yang dituju dalam sebuah tugas yang diberikan guru. Nantinya peserta didik akan mengetahui gimana rasanya merasakan langsung kerja langsung ditempat observasi tersebut.

    3.  Metode Sumbang Saran 

         Cara mengajar dengan mengutarakan suatu masalah ke kelas oleh guru kemudian peserta didik mengemukakan pendapat atau jawaban dan berkomentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. 

   4.  Metode Unit Teaching 

        Metode pengajaran seorang guru yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai belajar secara unit. Nantinya peserta didik akan dapat leluasa mencari informasinya darimana saja dan suasana kelas lebih demokratis karena akan beradu argumentasi pendapat.

  5.  Metode Penemuan 

       Cara belajar yang membuat peserta didik aktif mencari sebuah penemuan yang baru dan nanti mereka akan mempresentasinya di hadapan teman-teman dan guru, apa yang dia dapati dari penemuannya tersebut. Cara belajar ini dapat menggairahkan belajar peserta didik serta membuat berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik.

  6.  Metode Eksperimen

       Salah satu cara mengajar dimana seseorang peserta didik diajak untuk beruji coba untukberuji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru. Peserta didik nantinya akan terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi suatu masalah serta mereka akan lebih aktif berpikir dan membuktikan sendiri kebenaran dari suatu teori tersebut.

  7.  Metode Sosiodrama dan Bermain Peran

       Metode pengajaran sosiodrama dimana peserta didik dapat mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Metode bermain peran cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinatif, daya ekspresi, dan penghayatan ini dilakukan dengan memerankan seseorang dari sejarah, dunia pengetahuan, dan lain-lain, atau peran lainnya dari hewan dan tumbuhan.

  8.  Metode Kasus
       
       Cara belajar ini menggunakan sebuah kasus yang ada atau pun yang sudah terjadi. Kemudian kasus ini di diskusikan bersama untuk mengetahui apa penyebab kasus ini bisa terjadi. Cara belajar ini membuat peserta didik akan aktif untuk berpendapat dari yang dia pahami dan kemudian mencari solusi dari kasus tersebut.

  9.  Metode Demonstrasi
       
       Metode pengajaran dimana seseorang instruktur atau tim guru memperlihatkan cara kerja suatu benda. Benda tersebut bisa benda sebenarnya atau suatu model. Peserta didik dapat menarik kesimpulan, mengamati, menggolongkan, menerapkan konsep, prinsip atau prosedur dan mengkomunikasinnya kembali kepada peserta didik yang lain.

10.  Metode Inquiry

       Teknik pengajaran guru di depan kelas dimana guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya di dalam kelompok kemudian dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.

11.  Metode Microteaching

       Suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau calon guru dengan scope latihan dan audience yang lebih kecil dan dapat dilaksanakan dilingkungan teman-teman setingkat sendiri atau sekelompok peserta didik dibawah bimbingan guru pamong atau dosen pebimbing.

12.  Metode Simulasi

       Cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranan sebagai orang lain. 

13.  Metode Problem Solving

       Metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya. Dengan cara ini akan membuat peserta didik tumbuh rasa percaya dirinya dan lebih menghargai orang lain.

14.  Metode Karya Wisata       

       Cara belajar yang dilakukan di luar lingkungan sekolah untuk mengunjungi suatu tempat atau obyek tertentu untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Dari cara belajar ini peserta didik dapat berpartisipasi langsung mengalami dan menghayati langsung, dan memperoleh macam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi.

15.  Metode Latihan 

       Metode pengajaran dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan dan ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang yang telah dipelajari. Dengan cara ini peserta didik dapat mengasah kembali kemampuannya dengan latihan yang sudah dia pelajari dan nantinya kemampuannya akan meningkat dari sebelumnya.

16.  Metode Tanya Jawab

       Metode ini sering dilakukan dalam proses belajar mengajar bersama-sama dengan metode lain. Tanya jawab ini dapat dilakukan pada awal, di tengah-tengah, atau pada akhir kegiatan belajar mengajar. Tanya jawab ini sering dilakukan untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran yang sedang dipelajari atau telah dibahas itu dipahami peserta didik. Dari hasil tanya jawab, guru dapat memperjelas atau meluruskan pemahaman siswa mengenai suatu bahan pelajaran tertentu.

17.  Metode Proyek

       Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati, membaca, meneliti, menghubungkan, dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Kemudian peserta didik diminta untuk membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah.

18.  Metode Penyajian Sistem Regu

       Metode penyajian dengan seorang guru yang dibantu tenaga teknis atau kelompok guru dalam menjelaskan suatu persoalan atau objek belajar. Sistem beregu ditangani lebih dari dua orang guru. Dengan cara ini peserta didik dapat pengetahuan yang luas dan mendalam karena diberikan oleh beberapa guru. Suasana belajar mengajar pun menjadi lancar, guru menjadi lebih ringan tugas mengajarnya sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri dalam membuat perencanaan.

19.  Metode Ceramah

       Cara mengajar ini yang sering dilakukan beberapa guru di sekolah. Penyajian materinya melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa. Metode ini sebaiknya digunakan bersama metode tanya jawab. Peserta didik lebih aktif menjadi pendengar yang baik, peserta didik juga dilatih mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan, memahami suatu informasi, dan mencatatnya dengan baik.

20.  Metode Diskusi

       Cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu masalah, memperjelas sesuatu bahan serta pelajaran dan mencapai kesepakatan. Demikian pula keberanian mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran, kemampuan mengendalikan emosi, dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode ini.

21.  Metode Pameran

       Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan dan menjelaskan apa yang dipelajarinya. Pameran yang dimaksud dapat berupa pameran kelas atau pameran sekolah dengan memamerkan grafik, model, alat, gambar ukiran, patung, tanaman, dan hasil karya lainnya yang dibuat oleh siswanya.

22.  Metode Permainan

       Cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Permainan dimaksud dapat berupa teka-teki, papan bergambar (sejenis ular tangga), kotak rahasia, atau kartu gambar yang dibuat oleh siswa atau oleh guru. Metode ini digunakan untuk memberikan pengalaman menarik bagi siswa dalam memahami suatu konsep, menguatkan konsep yang telah dipahami, atau memecahkan masalah.

23.  Metode Cerita

       Metode ini digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan moral serta pertumbuhan sikap. Hal ini terjadi karena metode ini mudah untuk membawa emosi peserta didik ke suasana cerita sehingga peserta didik menjadi tertarik dan akan mempermudah pembentukan sikap.

24.  Metode Studi Mandiri

       Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar bacaan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya, mejelaskan hasil yang diharapkan dicapai oleh peserta didik pada akhir kegiatan studi mandiri, dan mempersiapkan tes untuk menilai keberhasilan siswa.

25.  Metode Studi Kasus

       Suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung, masalah, kejadian, atau situasi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Dalam melaksanakan tugas ini peserta didik dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan.

26.  Metode Insiden 

       Metode ini hampir sama dengan metode studi kasus, akan tetapi siswa dibekali dengan data dasar yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa. Metode ini memiliki keunggulan dibanding studi metode kasus, peserta didik belajar memahami suatu permasalahan, kemudian berusaha memecahkannya.

27.  Metode Tutorial

       Metode ini disampaikan melalui bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari peserta didik secara mandiri. Peserta didik dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemuinya secara periodik.

28.  Metode Computer Assisted Learning (CAL)

       Metode ini digunakan untuk kegiatan belajar yang berstruktur, dimana komputer diprogramkan untuk permasalahan-permasalahan (sistem Pakar). Peserta didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut atau mencari jawaban dengan mempergunakan komputer dan seketika itu juga jawaban peserta didik diproses secara elektronik.

29.  Metode Student Achievement Divisions (STAD)

       Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.

30.  Metode Jigsaw

       Metode ini membentuk sebuah kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang. Kemudian diberikan tugas dalam bentuk teks dan masing-masing anggota mempelajarinya. Lalu hasil dari yang dipelajari itu dikumpul menjadi satu dan melakukan diskusi dari semua kelompok dan ditanya secara individual apa yang telah dipelajari.

31.  Metode GI (Group Investigation)

       Metode GI sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan. Metode ini menuntut peserta didik untuk mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun ketrampilan proses memiliki kelompok.

32.  Metode Quantum 

       Metode pembelajaran kuantum dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja di rumah, tidak dimaksudkan sebagai metode untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah. Pembelajaran kuantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrogaman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.

33.  Metode Perancangan 

       Metode mengajar seorang guru harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai objek kajian. Metode ini peserta didik dapat dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. 

34.  Metode Resitasi

       Suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri. Pengetahuan peserta didik diperoleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingan lebih lama dan peserta didik berkesempatan memupuk perkembangan , bertanggung jawab dan berdiri sendiri.



       BAB 13 MEDIA PEMBELAJARAN 


A.  Pengertian Media Pembelajaran
      Media adalah segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media Pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

B.  Jenis-Jenis Media Pembelajaran 
  1. Teks.
  2. Media Audio.
  3. Media Visual.
  4. Media Proyeksi Gerak.
  5. Benda-Benda Tiruan/Miniatur.
  6. Manusia.
C.  Manfaat Media Pembelajaran 
  • Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
  • Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
  • Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi sikap pasif peserta didik.
  • Dengan sifat yang unik pada peserta didik juga dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk setiap peserta didik.
D.  Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
  1. Landasan filosofis.
  2. Landasan psikologis.
  3. Landasan teknologis.
  4. Landasan empiris.
E.  Fungsi Media Pembelajaran 
  • Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
  • Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.
  • Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan.
  • Mendengar suara yang sukar ditangkap oleh telinga secara langsung.
  • Mengamati dengan teliti gambar yang sukar diamati secara langsung.
  • Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
G.  Media-Media yang biasa digunakan dalam Proses Pembelajaran 
  1. Media Visual: gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan planel, papan buletin.
  2. Media Audio: radio, alat perekam magnetik.
  3. Media Proyeksi Diam: film bingkai, film rangkai, OHT, proyektor tidak tembus pandang, mikrofis.
  4. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual: film gerak, film gelang, program TV, video.
  5. Multimedia.
  6. Benda.